Suroto.net
  • Home
  • About
  • Activities
  • Notes
    • Cerpen Puisi
    • Opini Media
    • Regulasi
    • Wacana
  • News
  • Reviews
    • Books
    • Movies
  • Download

Senin, 30 Mei 2011

Otak-atik Otak Kapitalis

| No comment
Oleh : Suroto

Istilah kapitalisme atau kapitalis sering kita dengarkan dalam berbagai pidato politik, hingga orasi-orasi jalanan. Kapitalisme sebagai adjective tidak dapat kita melepaskannya dari istilah kapitalisme yang dijadikan ideology atau “isme” mainstream dunia saat ini. Kapitalisme biasanya digunakan untuk menunjuk pada suatu faham tertentu atau lebih tepatnya ideologi tertentu. Bagi mereka para penganut paham ini disebut sebagai kaum kapitalis yang berarti menunjuk pada orang dan atau penganut dari paham tersebut. Paham ini yang karena sifat dasarnya tertutup bagi ideologi yang lainnya, menurut Frans Magnis Suseno disebut sebagai salah satu model ideologi tertutup (yang musti kita bedakan dengan istilah “agama”). Istilah kapitalisme atau kapitalis memang multi interpretatif dan sama rumitnya ketika kita membahas istilah “ideologi” itu sendiri. Agar kita tidak terjebak dalam problem terminologi yang biasanya justru menghancurkan substansi dari kontek pembahasan, maka kita perlu bangun dahulu istilah kapitalisme atau kapitalis ini setidaknnya untuk dapat menjawab pertanyaan sebetulnya apa itu pengertian dari kapitalisme? Siapa mereka yang disebut sebagai kelompok kapitalis?.
Kapitalisme secara etimologi berangat dari kata dasar kapital, modal. Sementara “isme” diartikan sebagai ajaran atau faham. Sehingga dapat didefinisikan sebagai suatu ajaran yang didasarkan pada basis modal (capital base). Mereka yang menggunakan modal sebagai penentu (master) dari sekedar arti modal sebagai pembantu (servant) disebut sebagai kelompok kapitalis, penganut paham ini. Karena modal yang menentukan dan sifat ketamakan manusia menjadi sentrum dari setiap tindakan orang tersebut, akumulasi modal menjadi alat penindasan kelompok “berlebih” terhadap kelompok lain yang kurang “modal” . Modal menjadi kuasa bagi orang lain. Dengan kekuatan yang terdiri dari “elit” buruh dibeli dan dijadikan agent, komprador, begundal bagi mereka untuk menyusun produk-produk perundang-undagan yang sesuai dengan keinginan mereka, kaum kapitalis.

Ditinjau dari prinsip dasarnya, ajaran kapitalisme tentu tidak berkembang dengan sendirinya tanpa adanya suatu filosofi dasar yang mendasari pemikiran dari ajaran tersebut. Darwin sebagai bapak evolusi disebut-sebut sebagai peletak pemikiran awal dari perkembagan kapitalisme dengan dasar teori “persaingan”nya yang menyatakan bahwa hanya mereka yang kuat dan berhasil beradaptasi dengan lingkungannyalah mereka yang bertahan. Suatu dasar teori yang kontroversial dengan menyebutnya manusia sebagai keturunan primate, dengan sifat-sifat kebinatangannya yang rakus dan tamak.

Dalam sejarah perkembangan peradaban manusia, kapitalisme baik dalam bentuknya yang masih ortodok telah memunculkan suatu perangai yang merusak sendi-sendi dasar moral kemanusiaan. Kita dapat lihat betapa revolusi industri pada awal abad 18 yang terjadi di eropa barat, telah menyebabkan kerusakan-kerusakan dimana-mana. Efek revolusi industri dan penguasaan modal akumulatif kaum kapitalis borjuis menjadikan bargaining pekerja atau buruh menjadi rendah. Upah buruh dibayar tidak layak bagi perikemanusiaan. Mereka mempekerjakan anak-anak di bawah usia kerja dan perempuan di pertambangan-pertambangan karena mau dibayar lebih murah dengan kualitas kerja yang sama dengan laki-laki dewasa. Hasil-hasil pertanian dibeli dengan murah dan seringkali di bawah nilai biaya produksi mereka. Demikian akhirnya menimbulkan gejolak politik dan sosial dimana-mana. Hingga melahirkan pemikir-pemikir besar seperti David Ricardo, Weber dan tokoh-tokoh sosialis besar seperti Saint Simon, Proundon, Wiliam King, Marx, Robert Owen dll.

Dalam keadaan yang carut-marut demikian munculah satu “isme” baru, Sosialisme yang lahir dari kandungan ibu kapitalisme sendiri, yang karena kelahirannya sebetulnya tidak dikehendaki, lebih cocok disebut sebagai anak haram. Konsep baru ini menurut G.D.H. Cole dalam volume pertama histori of socialist trought “mengatakan bahwa sosialis pertama kali dipakai tahun 1827 dalam Cooperative Magazine kaum Owenite dan kemudian” sosialisme pada tahun 1832 dalam jurnal La Globe milik Penganut Comte de Saint Simon.

Sosialisme sendiri tentu tidak akan sepopuler sekarang kalau tidak dijadikan sebagai simbol perlawanan bagi mereka yang menentang faham kapitalis. Kelompok yang sering disebut sebagai kelompok “kiri” yang berarti vis a vis terhadap mereka kelompok kapitalis yang biasanya diistilahkan sebagai kelompok yang eksploitatif dan kiri disebut sebagai bentuk perlawanannya sekaligus model alternatif ideologi baru yang saat ini dan terutama di eropa barat mulai popular dengan gerakan “kiri baru” sebagai bentuk perlawanan dari “kanan baru” yang dalam wujud senyatanya lebih sering kita menyebutnya neo-kapitalisme.

Neo-liberalisme dalam perkembangan peradaban seperti saat ini tidak lagi seperti semasa revolusi industi atau jaman sebelum kemerdekaan Republik ini yang bias disebut sebagai kapitalisme-imperialis atau kolonialis. Tapi perangai kapitalisme tentu tidak dapat melepaskan diri dari model kuasa segelintir orang terhadap rakyat kecil lemah yang banyak. Karena begitulah hukum yang berlaku dalam system kapitalis.

Ajakan kapitalisme ini juga dipersubur oleh doktrin Adam Smith Sang Pemimpin Besar dan pengajar kuliah umum “individualisme” dan “Laissez Faire” sekaligus dalam bukunya yang terkenal “An Inquiry in to the Nature and Causes of the Wealth of Nation” (1776). Dimana menyerahnkan seluruh pengaturan ekonomi kepada masyarakat dan fair competition. Suatu persyaratan yang tentu hanya berlaku kalau sejak awalnya kaum kapitalis tidak memiliki kuasa atas buruh dan petani. Demikian pengantar ini dan untuk analisa lebih lanjut dan dikaitkan dengan issue-isue kekinian dapat di lihat dari kuadran terlampir.

Purwokerto, 10-10-2003
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: Wacana
Tags : Wacana
Unknown

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Langganan: Posting Komentar (Atom)
Error 404 - Not Found
Sorry, but you are looking for something that isn't here.

Fan Page

Snapshoot

Suroto nama saya. Dari nama saja orang pasti bisa tebak saya orang Jawa. Klaten, tepatnya. Nama saya hanya tersusun satu kata. Saban kali cek imigrasi, selalu saja bermasalah. Saya lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman atawa Unsoed. Itu terletak di Kota Purwokerto. Kota pertama koperasi lahir di Indonesia. Boleh jadi tuah kota inilah yang membuat saya sampai sekarang concern di gerakan koperasi.

Ruang aktivitas saya di Jakarta, Indonesia. Teman-teman mempercayakan saya untuk memimpin beberapa organisasi. Ada Asosiasi Kader Sosio Ekonomi Strategis (AKSES) Indonesia. Lalu Induk Koperasi Konsumsi Indonesia (IKKI) dan terakhir saya dipilih sebagai Ketua Koperasi Trisakti Bhakti Pertiwi. Sebelum di Jakarta dulu saya mengembangkan koperasi di Purwokerto, Kopkun, namanya.

Orang bilang kalau ngomong saya ndakik-ndakik. Padahal saya juga menyenangi novel dan beberapa kali menulis cerpen dan puisi. Tentu yang paling kentara dari hobi saya, ya, diskusi. Seminggu tidak diskusi bisa pusing rasanya. Hehe..

Lagi-lagi orang bilang saya utopis. Saya mencita-citakan demokrasi tak hanya di ruang politik, tapi ekonomi juga. Tentu yang saya maksud adalah Demokrasi Ekonomi. Agar orang banyak bisa memiliki penghidupan dan kekayaan dengan cara yang bermartabat. Eksploitasi satu terhadap manusia yang lain adalah kejahatan. Itulah keyakinan yang saya perjuangkan lewat koperasi.

Follow me!

Tweets by @surotobravo

Popular Posts

  • LSP2I in Media
  • GROUP TUKANG BECAK “PERJAKA” Semangat Kecil Bebas Dari Rentenir
  • Ekonomi Berbagi dan Kamuflase Ekonomi Kapitalis
  • Strategi Baru Pengembangan Koperasi Konsumen Di Indonesia
  • Mewujudkan Koperasi yang Ideal Menuju Demokrasi Ekonomi Kerakyatan

Labels

  • Cerpen Puisi
  • Opini Media
  • Regulasi
  • Video
  • Wacana

Follow by Email

Suroto.net

Suroto.net merupakan personal
blog yang menghimpun pemikiran-pemikiran progresif perkoperasian, demokrasi ekonomi dan isu-isu sosial ekonomi strategis lainnya. Suroto.net adalah jejak dari beragam gagasan dan praktik yang dibangun Suroto sebagai Aktivis Gerakan Koperasi di tanah air.

Blog ini dikelola oleh Tim Media Suroto.net. Terimakasih.

SUBSCRIBE

Subscribe Here

Sign up and we will deliver to you!

CONTACT US

Anda bisa berkomunikasi dan korespondensi langsung dengan Suroto.

+62-81548823229

suroto.ideas@gmail.com

http://kosakti.id

Gedung Inkopdit Lantai 1, Jl. Gunung Sahari III No. 11 B, Jakarta Pusat, Indonesia

CONTACT FORM

Nama

Email *

Pesan *

© 2016 Suroto.net | Developed by: LingkarMaya