Suroto.net
  • Home
  • About
  • Activities
  • Notes
    • Cerpen Puisi
    • Opini Media
    • Regulasi
    • Wacana
  • News
  • Reviews
    • Books
    • Movies
  • Download

Senin, 30 Mei 2011

SOSIO-NASIONALISME KOPERASI

| No comment
Oleh : Suroto

Ditengah masyarakat konsumen (consumer society)saat ini, kata nasionalisme adalah sesuatu yang klise. Nasionalisme mudah diucap, tapi terasa sulit dilaksanakan. Kebutuhan aksesoris yang instantif menggeser apa yang seharusnya kita banggakan. Eksistensi produk dalam negeri tergusur oleh produk dari luar, budaya luhur bangsa sendiri terabaikan, dan kemandirian tergadaikan. Kita mungkin lebih bangga apabila mengkonsumsi jeruk Sunkist daripada Brastagi, kita lebih senang music Jazz ketimbang angklung, atau kita mungkin lebih bangga bila menabung di bank asing ketimbang di koperasi sendiri. Nasionalisme berubah menjadi kata-kata pemanis setiap tujuh-belasan agustusan.

Nasionalisme menurut definisinya adalah kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsa. Bung Karno mengatakan nasionalisme kita itu bersifat sosio-nasionalis. Dimana nasionalisme yang kita anut dan pahami itu bersifat sosiologis dan berbeda dengan nasionalisme barat yang cenderung ‘chauvinis” dan “rasialis”.
Sosio-nasionalisme adalah nasionalisme yang tidak hanya disandarkan pada identitas simbol, tapi lebih dari itu, sifat sosio-nasionalisme itu berlandaskan pada persamaan nasib sebagai suatu bangsa, dan juga karenanya disebut sebagai nasionalisme-kemanusiaan. Nasionalisme dalam perikatan persamaan nasib dan rasa kemanusiaan kita sebagai warga bangsa dan warga dunia. Nasionalisme demikian ini jauh dari sifat “cauvinistik, primordialis, rasialis, ataupun sektarianis. Nasionalisme seperti ini sesungguhnya adalah nasionalisme yang universalis dan dengan demikian bersifat internasional. Berlaku bagi semua bangsa dan terhubung bagi setiap bangsa penghuni bumi.

Dalam kontek ini, maka sifat sosio-nasionalis itu sesungguhnya tidak jauh dari apa yang juga diperjuangkan oleh koperasi. Nilai-nilai koperasi yang dilandaskan pada nilai-nilai universal seperti ; menolong diri sendiri, tanggungjawab sendiri, demokrasi, persamaan, keadilan dan solidaritas serta nilai etis ; kejujuran, keterbukaan, tanggungjawab sosial, serta kepedulian terhadap orang lain beririsan secara erat dengan perjuangan kaum nasionalis. Dapat dikatakan, Seorang kooperator sejati sesungguhnya juga adalah seorang sosio-nasionalis sejati. Perjuangannya bagi tegaknya keadilan dan perikemanusian bagi semua bangsa adalah menjadi tujuan luhur dari orang-orang koperasi.

Dalam praktek, spirit nasionalisme ini telah juga menjadi bagian dari jiwa para kooperator di berbagai negeri dan pendorong bagi banyak prestasi dan kemajuan peradaban. Ceritera sukses dari berbagai aktivitas koperasi yang disemangati oleh sikap sebagai nasionalis seperti misalnya sukses koperasi pekerja (worker co-op) di bidang industry rumah tangga yang ada di Bousqe, Italy. Koperasi pertanian Kibbuzt di Israel, koperasi perlistrikan di daerah pinggiran kota dan pedesaan di amerika serikat dan lain sebagainya. Sebagai praktek yang berhasil di negeri sendiri, sebetulnya kita juga bisa belajar banyak dari praktek swadaya dari Koperasi Kredit (Kopdit) yang ada di berbagai penjuru republik ini. Dimana hingga saat ini mereka telah berhasil menunjukkan kinerja kemandirian yang tidak kecil dengan kekuatan mobilisasi dana hingga 5,9 trilyun dari sejumlah kurang lebih 1 juta orang (Statistik Kopdit, 2008).

Seperti halnya nasionalisme yang dibangun dari kesadaran dan keinsyafan sebagai warga suatu bangsa, seorang kooperator juga memiliki landasan pijak yang sama. Keinsyafan diri (kesadaran) akan harkat dan martabat kemanusiaan seorang kooperator atau nasionalis harus dibangun agar tidak terinjak-injak oleh bangsa lain atau bangsanya sendiri. Sehingga proses transformasi nilai-nilai universal yang dianut seorang nasionalis dan juga kooperator menjadi mutlak adanya.

Sikap kemandirian seorang nasionalis juga merupakan perjuangan seorang kooperator dalam kehidupan sederhana keseharian. Sikap ini ditunjukkan dengan sikap kooperator yang selalu menjunjung nilai kemandirian dan menjaga otonomi dan kebebasan dari tiap-tiap anggotanya. Kemandirian ini meliputi bidang yang luas dalam berbagai aspek kehidupan, baik itu ranah sosial, politik, ekonomi maupun budaya. Kemandirian ini dapat kita wujudkan dalam praktek-praktek nyata kehidupan seperti ; membangun sikap anti konsumerisme, menghindari sikap hidup hedonis dan membangun perencanaan masa depan. Sementara itu dalam praktikal bisnis, koperasi memfasilitasi bagi munculnya sumber-sumber daya mandiri melalui sistem ekonomi perlindungan dana kembali (economic patrone refund)..

Nasionalisme seseorang tentu tidak akan muncul begitu saja tanpa proses transformasi yang masif. Nasionalisme mau tidak mau harus terus selalu ditransformasikan kepada generasi agar bangsa ini tidak mengalami kepunahan identitas. Nasionalisme harus diartikulasikan dan ditransformasikan pada generasi sedemikianrupa agar bangsa ini tidak menjadi kulie diantara bangsa-bangsa lain atau sekadar menjadi pengekor, epigon, atau plagiator dari masyarakat berbangsa-bangsa.

Agar generasi mampu membentuk kesadaran kebanggaan nasional pada bangsanya sendiri, bangga akan nilai-nilai dan budaya mereka sendiri, maka berbagai pranata dan sistem sosial kemasyarakatan kita harus diarahkan untuk mendukung hal ini. Terlebih perlu ditekankan adalah pada sistem pendidikan kita yang merupakan alat tranformasi yang paling efektif. Sistem pendidikan kita harus menimbulkan sikap bebas belajar, dan mampu menimbulkan penghargaan karya anak bangsa. Menjadi masyarakat yang berkembang dengan banyak belajar dari sejarah masa lalunya dan banyak mengangkat potensi riel dari bangsanya sendiri. Meminjam istilah dari WS Rendra, perjuangan itu adalah pelaksanaan kata-kata. Marilah kita memulianya dari hal yang paling sederhana dan paling mungkin kita kerjakan!. Sesuatu yang ada di dekat kita!

Purwokerto, 17 Agustus 2009
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: Wacana
Tags : Wacana
Unknown

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Langganan: Posting Komentar (Atom)
Error 404 - Not Found
Sorry, but you are looking for something that isn't here.

Fan Page

Snapshoot

Suroto nama saya. Dari nama saja orang pasti bisa tebak saya orang Jawa. Klaten, tepatnya. Nama saya hanya tersusun satu kata. Saban kali cek imigrasi, selalu saja bermasalah. Saya lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman atawa Unsoed. Itu terletak di Kota Purwokerto. Kota pertama koperasi lahir di Indonesia. Boleh jadi tuah kota inilah yang membuat saya sampai sekarang concern di gerakan koperasi.

Ruang aktivitas saya di Jakarta, Indonesia. Teman-teman mempercayakan saya untuk memimpin beberapa organisasi. Ada Asosiasi Kader Sosio Ekonomi Strategis (AKSES) Indonesia. Lalu Induk Koperasi Konsumsi Indonesia (IKKI) dan terakhir saya dipilih sebagai Ketua Koperasi Trisakti Bhakti Pertiwi. Sebelum di Jakarta dulu saya mengembangkan koperasi di Purwokerto, Kopkun, namanya.

Orang bilang kalau ngomong saya ndakik-ndakik. Padahal saya juga menyenangi novel dan beberapa kali menulis cerpen dan puisi. Tentu yang paling kentara dari hobi saya, ya, diskusi. Seminggu tidak diskusi bisa pusing rasanya. Hehe..

Lagi-lagi orang bilang saya utopis. Saya mencita-citakan demokrasi tak hanya di ruang politik, tapi ekonomi juga. Tentu yang saya maksud adalah Demokrasi Ekonomi. Agar orang banyak bisa memiliki penghidupan dan kekayaan dengan cara yang bermartabat. Eksploitasi satu terhadap manusia yang lain adalah kejahatan. Itulah keyakinan yang saya perjuangkan lewat koperasi.

Follow me!

Tweets by @surotobravo

Popular Posts

  • LSP2I in Media
  • GROUP TUKANG BECAK “PERJAKA” Semangat Kecil Bebas Dari Rentenir
  • Strategi Baru Pengembangan Koperasi Konsumen Di Indonesia
  • Ekonomi Berbagi dan Kamuflase Ekonomi Kapitalis
  • Jebakan Pertumbuhan Ekonomi Konstan

Labels

  • Cerpen Puisi
  • Opini Media
  • Regulasi
  • Video
  • Wacana
Suroto.net

Suroto.net merupakan personal
blog yang menghimpun pemikiran-pemikiran progresif perkoperasian, demokrasi ekonomi dan isu-isu sosial ekonomi strategis lainnya. Suroto.net adalah jejak dari beragam gagasan dan praktik yang dibangun Suroto sebagai Aktivis Gerakan Koperasi di tanah air.

Blog ini dikelola oleh Tim Media Suroto.net. Terimakasih.

SUBSCRIBE

Subscribe Here

Sign up and we will deliver to you!

CONTACT US

Anda bisa berkomunikasi dan korespondensi langsung dengan Suroto.

+62-81548823229

suroto.ideas@gmail.com

http://kosakti.id

Gedung Inkopdit Lantai 1, Jl. Gunung Sahari III No. 11 B, Jakarta Pusat, Indonesia

CONTACT FORM

Nama

Email *

Pesan *

© 2016 Suroto.net | Developed by: LingkarMaya