Suroto.net
  • Home
  • About
  • Activities
  • Notes
    • Cerpen Puisi
    • Opini Media
    • Regulasi
    • Wacana
  • News
  • Reviews
    • Books
    • Movies
  • Download

Selasa, 07 Juni 2011

Kamu Tahu Kan Seberapa Sakit Saya

| 1 Comment
“ Suroto...kamu bohong pada saya, kamu bohong pada saya.....” sergah Suraida kolega Seminar saya dari Philipines ini sambil berbisik pelan di sampingku.

“Kenapa Suraida?” tanya saya heran.

“Kamu janji tadi malam mau berkirim email pada saya”....

“Ah....baru ingat saya, maaf ya Suraida, tadi malam koneksi internet di kamar saya tidak berjalan dengan baik” jawabku enteng.

“Kenapa di kamar saya tidak? Kamu bohong lagi....Suroto.... kamu bohong!”, sergah Suraida menegas-negaskan lagi dengan mimik yang sangat serius.

“Suraida, saya minta maaf. Maafkan saya ya Suraida....”pintaku menghiba.
Muka masam memerah kecewa tampak dari wajah Suraida yang putih khas Philipine turunan Spanyol ini.

---------------------------------------

Malam ini saya benar-benar gelisah. Saya jadi benar-benar merasa bersalah dengan Suraida. Saya buka jendela kamar. Saya coba mendesah berulang-ulang keluar jendela dengan harapan udara malam mau menerima keluh rasa bersalahku. Tapi dada saya tetap saja terasa sesak dan suara mengiang Suraida tadi pagi di ruang seminar terasa mendengung berulang-ulang di telingaku. Saya benar-benar merasa terintimidasi karenannya.

-----------------------------------------

“Suraida....saya minta maaf ya......”

“wah Suroto...., saya tidak bisa menerima maafmu”.

“Kenapa?”

“Karena saya tidak bisa terima kebohonganmu”.

“Ok. Apakah permintaan maaf saya tidak cukup untuk menghapus kesalahan saya, toh saya tidak bohong dan mengada-ada”.

“Apapapun kesalahanmu tetap saja tercatat sebagai kesalahan”.

“Ok. Kesalahan yang fatal telah saya perbuat karena email yang tak terkirim malam itu. Mungkin kamu anggap saya berbohong karena koneksi internet di kamarmu yang lancar sementara di kamarku macet total. Tapi saya bagaimanapun khan sudah minta maaf untuk kesalahan dan anggapan bohong itu. Saya hanya bisa minta maaf Suraida..... Saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi dari apapun yang sudah terjadi dan membuatmu kecewa”.

“Suroto...saya tidak biasa memberi maaf karena kesalahan”.

----------------------------------

Ini adalah malam ketiga dari hari seminar dua minggu yang harus aku jalani di China ini. Saya tidak tahu, semua yang ada dikepalaku kenapa jadi Suraida....Suraida dan Suraida....kesalahan....kesalahan.....dan kesalahan saya padanya.

---------------------------------

“Suraida, selamat pagi....”

“Selamat pagi Suroto”

“Saya benar-benar ingin tahu, kenapa kamu tidak bisa beri maaf pada kesalahan saya...???”.

“Saya bilang saya tidak bisa beri maaf karena kesalahan”.

“Suraida....menurutku kamu sedang sakit!!!”

“Apa kamu bilang???”

“Sakit!!!”.

“Suroto.... saya orang yang selalu berusaha agar kita tidak berbuat salah. Kamu bilang saya sakit???”.

“Ya, mungkin karena kamu sakit!”

--------------------------------

Hari ini adalah hari keempat dalam acara seminar yang monoton penuh teori-teori yang membanggakan intelektuil .

---------------------------------

Hari ini adalah hari kelima untuk empat belas hari kegiatan seminarku. Hari ini adalah free day. Semua orang bebas untuk memilih agendanya sendiri-sendiri. Hari yang ditunggu-tunggu dari sekali lagi untuk acara seminar yang monoton ini. Masing-masing kami menyusun agenda sendiri dan ada juga yang coba berkelompok untuk sekadar menikmati keindahan kota Beijing.

Saya dan Suraida adalah kolega yang selalu berada dalam satu sesi seminar. Duduk berdampingan. Dan pendengar ceramah yang monoton. Hari ini adalah hari yang paling aku nanti dan juga Suraida kolega saya yang melengket ini, betapa saya dan dia tidak banyak komunikasi.

“Suroto....kamu ingin lihat isi tas saya?” suara Suraida tiba-tiba memecah kebekuan suasana kami berdua yang sedang duduk dalam Bus di perjalanan ke Great Wall tujuan kami dan robongan plesiran dihari bebas.

“Oh ok. Tapi ada apa di tas mu Suraida???”

“Suroto, saya ingin kamu tahu sebenarnya seberapa sakit saya seperti yang kamu katakan pada saya dua hari lalu”.

Suraida membuka resleting tasnya, dan tas besar yang selalu dibawanya itu terlihat sangat rapi di dalamnya. Ada susunan kantong2 yang rapi dan semua barang kecil-kecil yang tersusun rapi.

“kenapa kamu bilang begitu Suraida???”.

“Inilah saya suroto, saya benar-benar sadar kalau ternyata saya memang sedang sakit. Susunan barang-barang yang rapi ini adalah sebetulnya jiwa saya. Jiwa yang sakit yang kamu bilang itu. Saya hapal semua barang-barang saya dan ada dimana. Bahkan jarum kecil yang saya taruh di tas saya inipun saya tahu ada dimana letaknya. Saya selalu tak mau membuat kesalahan dengan melupakan dimana properti saya itu. Bahkan untuk sebuah jarum yang kecil.”

“Oh”.

-----------------------------------------------------

Hari kelima, ke enam, ke tujuh, ke delapan, Kesembilan,..........tiga belas. Empat belas....seminggu setelah seminar....sebulan............dua bulan setelah Seminar.

-----------------------------------------------------

Hari ini hari jum’at , saya bangun terlalu pagi. Buka email dan treng-treng teng! Saya terima email dari kolega saya Suraida itu. Kami saling merindukan dan mungkin ini kelaziman yang biasanya terjadi. Kami saling merindukan orang-orang yang pernah bertemu dan menjadi teman.

“................Suroto, saya ingin bilang terimakasih telah jadi teman saya yang baik selama seminar di China lalu. Suroto yang baik, saya ingin berterimakasih karena kamu ternyata sudah menyembuhkan saya, resep kamu jugalah yang telah mengembalikan keluarga saya yang hampir punah!”.

Saya jawab email Suraida singkat.

“Suraida, saya bukan dokter kamu. Kamu juga tidak perlu berterimakasih. Obat itu bisa kamu dapatkan dimana-mana. Suraida yang baik. Saya ingin justru kamu jadi dokter saya. Ternyata saya menderita kecanduan kata terimakasih. Saya sekarang adalah pasienmu! Apakah kamu punya obatnya?.....
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: Cerpen Puisi, slideshow
Tags : Cerpen Puisi , slideshow
Unknown

1 komentar:

  1. ibumarinatkimalaysia3 April 2018 07.34

    Saya ingin menyampaikan kepada seluruh TKI dan TKW yang bekerja di negeri orang saya atas nama IBU MARINA saya seorang TKI DI MALAYSIA pengen pulang ke indo tapi ngak ada ongkos sempat saya putus asah apalagi dengan keadaan susah gaji suami itupun buat makan sedangkan hutang banyak kebetulan suami saya buka-buka internet mendapatkan nomor KYAI ANOM SUROTHO katanya bisa bantu orang melunasi hutang melalui jalan TOGEL dengan keadaan susah jadi saya coba hubungi KYAI ANOM SUROTHO dan saya minta angka bocoran TOTO MALAYSIA angka yang di berikan TOTO 4D (1229) ternyata betul-betul tembus 100% bagi saudarai-saudara di indo mau di luar negeri apabila punya masalah hutang sudah lama belum lunas jangan putus asah beliau bisa membantu meringankan masalah anda hubungi KYAI ANOM SUROTHO di nomor (_085_298_569-393_) silahkan buktikan sendiri..
    "K L I K DI S I NI"

    BalasHapus
    Balasan
      Balas
Tambahkan komentar
Muat yang lain...

Langganan: Posting Komentar (Atom)
Error 404 - Not Found
Sorry, but you are looking for something that isn't here.

Fan Page

Snapshoot

Suroto nama saya. Dari nama saja orang pasti bisa tebak saya orang Jawa. Klaten, tepatnya. Nama saya hanya tersusun satu kata. Saban kali cek imigrasi, selalu saja bermasalah. Saya lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman atawa Unsoed. Itu terletak di Kota Purwokerto. Kota pertama koperasi lahir di Indonesia. Boleh jadi tuah kota inilah yang membuat saya sampai sekarang concern di gerakan koperasi.

Ruang aktivitas saya di Jakarta, Indonesia. Teman-teman mempercayakan saya untuk memimpin beberapa organisasi. Ada Asosiasi Kader Sosio Ekonomi Strategis (AKSES) Indonesia. Lalu Induk Koperasi Konsumsi Indonesia (IKKI) dan terakhir saya dipilih sebagai Ketua Koperasi Trisakti Bhakti Pertiwi. Sebelum di Jakarta dulu saya mengembangkan koperasi di Purwokerto, Kopkun, namanya.

Orang bilang kalau ngomong saya ndakik-ndakik. Padahal saya juga menyenangi novel dan beberapa kali menulis cerpen dan puisi. Tentu yang paling kentara dari hobi saya, ya, diskusi. Seminggu tidak diskusi bisa pusing rasanya. Hehe..

Lagi-lagi orang bilang saya utopis. Saya mencita-citakan demokrasi tak hanya di ruang politik, tapi ekonomi juga. Tentu yang saya maksud adalah Demokrasi Ekonomi. Agar orang banyak bisa memiliki penghidupan dan kekayaan dengan cara yang bermartabat. Eksploitasi satu terhadap manusia yang lain adalah kejahatan. Itulah keyakinan yang saya perjuangkan lewat koperasi.

Follow me!

Tweets by @surotobravo

Popular Posts

  • LSP2I in Media
  • GROUP TUKANG BECAK “PERJAKA” Semangat Kecil Bebas Dari Rentenir
  • Ekonomi Berbagi dan Kamuflase Ekonomi Kapitalis
  • Strategi Baru Pengembangan Koperasi Konsumen Di Indonesia
  • Mewujudkan Koperasi yang Ideal Menuju Demokrasi Ekonomi Kerakyatan

Labels

  • Cerpen Puisi
  • Opini Media
  • Regulasi
  • Video
  • Wacana

Follow by Email

Suroto.net

Suroto.net merupakan personal
blog yang menghimpun pemikiran-pemikiran progresif perkoperasian, demokrasi ekonomi dan isu-isu sosial ekonomi strategis lainnya. Suroto.net adalah jejak dari beragam gagasan dan praktik yang dibangun Suroto sebagai Aktivis Gerakan Koperasi di tanah air.

Blog ini dikelola oleh Tim Media Suroto.net. Terimakasih.

SUBSCRIBE

Subscribe Here

Sign up and we will deliver to you!

CONTACT US

Anda bisa berkomunikasi dan korespondensi langsung dengan Suroto.

+62-81548823229

suroto.ideas@gmail.com

http://kosakti.id

Gedung Inkopdit Lantai 1, Jl. Gunung Sahari III No. 11 B, Jakarta Pusat, Indonesia

CONTACT FORM

Nama

Email *

Pesan *

© 2016 Suroto.net | Developed by: LingkarMaya