- Pelanggan akan semakin loyal pada jasa yang digunakannya;
- Pelanggan dan pemilik berada disatu tangan sehingga nama baik perusahaan pun akan dijaga oleh pelanggan;
- Bagi perusahaan, pelanggannya bisa saja menjadi penjual efektif karena jika pelanggan menambah pemakai, akan memberikan kontribusi bagi perusahaan yang pelanggan juga adalah pemiliknya;
- Konsep distribusi kekayaan dan manfaat bisa diwujudkan yang merupakan perkawinan ide Kapitalisme dan Sosialisme;
- Posisi sebagai perusahaan publik tanpa perlu melalui Bursa Efek karena hanya dengan 300 pemegang saham, sebuah perusahaan berstatus sebagai perusahaan publik;
- Pelanggan bisa menjadi marketing terbaik bagi perusahaan tanpa harus digaji;
- Pelanggan mendapatkan kebanggaan sebagai pemilik perusahaan.
- Proses menaikan modal tanpa harus bergantung kepada Utang dan cukup minta pelanggan membayar deposit atau uang muka langganan di depan (In Advance).
Suroto nama saya. Dari nama saja orang pasti bisa tebak saya orang Jawa. Klaten, tepatnya. Nama saya hanya tersusun satu kata. Saban kali cek imigrasi, selalu saja bermasalah. Saya lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman atawa Unsoed. Itu terletak di Kota Purwokerto. Kota pertama koperasi lahir di Indonesia. Boleh jadi tuah kota inilah yang membuat saya sampai sekarang concern di gerakan koperasi.
Kenapa diskusinya dipotong dan tidak disajikan secara penuh, mana tanggapan saya yang sangat substansial selanjutnya ...... (Alimun Bidzatissudur)
BalasHapus