Suroto.net
  • Home
  • About
  • Activities
  • Notes
    • Cerpen Puisi
    • Opini Media
    • Regulasi
    • Wacana
  • News
  • Reviews
    • Books
    • Movies
  • Download

Selasa, 07 Juni 2011

Social Entreprenuership dan Kolektivitas

| No comment
Social Entreprenuership Pembawa Tradisi Kolektivitas atau Karitas?

by Suroto Ph on Tuesday, April 26, 2011 at 5:24pm

Isu tentang kewirausahaan sosial (social entreprenuership) saat ini mulai banyak dibahas dan dijadikan acuan program oleh berbagai pihak. Terutama setelah Mohamad Yunus, berhasil membangun Grameen Bank dan memenangi hadiah Nobel Perdamaian.

Model kewirausahaan sosial ini akhir-akhir ini mulai banyak dikembangkan perusahaan swasta sebagai program tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social repsonsibility) dan setali tiga uang dengan adanya “peluang” tersebut, banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang menyusun isu ini dalam program mereka.

Padahal, tanpa disadari, masih ada perpektif yang keliru tentang kewirausahaan sosial di masyarakat saat ini. Di satu pihak ada yang mengganggap bahwa kewirausahaan sosial itu bersifat karitas dari korporat, dilain pihak ada yang berasumsi bahwa kewirausahaan sosial itu murni persoalan bagaimana menghasilkan sumber pendanaan dengan melibatkan masyarakat luas, atau komunitas. Mereka lupa bahwa kewirausahaan sosial itu adalah merupakan manifestasi inheren dari manajemen perusahaan yang sebetulnya telah membawa “tradisi kolektif” dari sejak perusahaan modern itu ada.
Jurnal ilmiah ilmu manajemen Harvard School sudah mengakui, bahwa wirausahaan sosial itu adalah merupakan genre terbaru dari wirausaha, mengoreksi pemahaman lama tentang wirausaha yang ditulis oleh pakar-pakarnya seperti : pencipta nilai tambah (J.B Say), pencipta inovasi dan agen perubahan (Schumpeter), Pecari peluang(P.Drucker), pengendali sumberdaya (H. Stevenson). Kewirausahaan sosial adalah sebuah aktivitas yang tujuan utamanya adalah mengkreasi nilai-nilai sosial diatas nilai kebiasaan positif bisnis mengejar keuntungan. Melibatkan perhatian atas kebutuhan baik sosial dan cara untuk menciptakannya, serta inovasi, kemauan untuk menanggung risiko, dan akal dalam menghadapi aset langka. Sosial entreprenuer adalah mereka yang melakukan aktivitas “kewirausahaan” untuk tujuan pencarian nilai kemanusiaan (Dees, 2003, Peredo, 2003).

Jadi jelas bahwa wirausahawan sosial itu tidak hanya bicara bagaimana membangun karitas dalam bisnis seperti yang ada dalam kerangka kerja tanggungjawab sosial perusahaan ataupun sekadar melibatkan masyarakat dalam kegiatan bisnis. Sebab itu, menurut hemat saya, bisnis dalam perspektif wirausaha sosial adalah tidak dapat dilakukan pemisahan antara bisnis sebagai hal yang bersifat sebagai kepentingan yang privat (res-privat) terhadap kepentingan yang publik (res-publik).

Ada beberapa alasan mendasar kenapa bisnis itu harus bersifat sosial. Diantaranya adalah Kewirausahaan bukan sekadar menciptakan nilai tambah (value added) ekonomi dan mengekplorasi peluang tapi bagaimana dapat mengangkat derajat kemanusiaan menjadi lebih adil. Bisnis adalah bukan sekadar untuk bisnis itu sendiri (bussines is not just a bussines), tapi bisnis adalah merupakan bagian dari proses perwujudan rasa kemanusiaan secara inheren. Dimana seluruh kegiatan kewirausahaan membawa tradisi “kolektifitas” dan ini menujukkan bahwa kewirausahaan tidak boleh lepas dari misi sosial. Alasan yang paling mendasar adalah karena bisnis itu adalah sebagai salah satu bentuk pengabdian sosial pada masyarakat.

Sehingga kembali pada konsep awal bisnis yang tak bisa melepaskan tradisi kolektivitasnya maka, bagaimana praktika dari kegiatan kewirausahaan sosial ini sangat tergantung dari kemampuan sebuah bisnis itu untuk mengembangkan tujuan sosialnya. Perusahaan bisa saja mengadopsi sistem misalnya dengan mengembangkan kepemilikan saham oleh karyawan (employee share ownership plan) seperti yang mulai banyak berkembang di berbagai belahan dunia saat ini atau dengan misalnya membangun model bisnis milik masyarakat yang sama sekali terbuka seperti dalam sistem koperasi misalnya.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: Wacana
Tags : Wacana
Suroto HC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Langganan: Posting Komentar (Atom)
Error 404 - Not Found
Sorry, but you are looking for something that isn't here.

Fan Page

Snapshoot

Suroto nama saya. Dari nama saja orang pasti bisa tebak saya orang Jawa. Klaten, tepatnya. Nama saya hanya tersusun satu kata. Saban kali cek imigrasi, selalu saja bermasalah. Saya lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman atawa Unsoed. Itu terletak di Kota Purwokerto. Kota pertama koperasi lahir di Indonesia. Boleh jadi tuah kota inilah yang membuat saya sampai sekarang concern di gerakan koperasi.

Ruang aktivitas saya di Jakarta, Indonesia. Teman-teman mempercayakan saya untuk memimpin beberapa organisasi. Ada Asosiasi Kader Sosio Ekonomi Strategis (AKSES) Indonesia. Lalu Induk Koperasi Konsumsi Indonesia (IKKI) dan terakhir saya dipilih sebagai Ketua Koperasi Trisakti Bhakti Pertiwi. Sebelum di Jakarta dulu saya mengembangkan koperasi di Purwokerto, Kopkun, namanya.

Orang bilang kalau ngomong saya ndakik-ndakik. Padahal saya juga menyenangi novel dan beberapa kali menulis cerpen dan puisi. Tentu yang paling kentara dari hobi saya, ya, diskusi. Seminggu tidak diskusi bisa pusing rasanya. Hehe..

Lagi-lagi orang bilang saya utopis. Saya mencita-citakan demokrasi tak hanya di ruang politik, tapi ekonomi juga. Tentu yang saya maksud adalah Demokrasi Ekonomi. Agar orang banyak bisa memiliki penghidupan dan kekayaan dengan cara yang bermartabat. Eksploitasi satu terhadap manusia yang lain adalah kejahatan. Itulah keyakinan yang saya perjuangkan lewat koperasi.

Follow me!

Tweets by @surotobravo

Popular Posts

  • Ekonomi Berbagi dan Kamuflase Ekonomi Kapitalis
  • LSP2I in Media
  • Strategi Baru Pengembangan Koperasi Konsumen Di Indonesia
  • Mewujudkan Koperasi yang Ideal Menuju Demokrasi Ekonomi Kerakyatan
  • Meluruskan Pemikiran Bung Hatta

Labels

  • Cerpen Puisi
  • Opini Media
  • Regulasi
  • Video
  • Wacana

Follow by Email

Suroto.net

Suroto.net merupakan personal
blog yang menghimpun pemikiran-pemikiran progresif perkoperasian, demokrasi ekonomi dan isu-isu sosial ekonomi strategis lainnya. Suroto.net adalah jejak dari beragam gagasan dan praktik yang dibangun Suroto sebagai Aktivis Gerakan Koperasi di tanah air.

Blog ini dikelola oleh Tim Media Suroto.net. Terimakasih.

SUBSCRIBE

Subscribe Here

Sign up and we will deliver to you!

CONTACT US

Anda bisa berkomunikasi dan korespondensi langsung dengan Suroto.

+62-81548823229

suroto.ideas@gmail.com

http://kosakti.id

Gedung Inkopdit Lantai 1, Jl. Gunung Sahari III No. 11 B, Jakarta Pusat, Indonesia

CONTACT FORM

Nama

Email *

Pesan *

© 2016 Suroto.net | Developed by: LingkarMaya