Suroto.net
  • Home
  • About
  • Activities
  • Notes
    • Cerpen Puisi
    • Opini Media
    • Regulasi
    • Wacana
  • News
  • Reviews
    • Books
    • Movies
  • Download

Kamis, 01 Desember 2011

Membangun Strategi Hubungan Kerjasama Koperasi Yang Bervisi

| No comment

Oleh : Suroto
if  trust is present, cooperation becomes a spontaneous process  
(Ivano Barbareni, 2008)

Filosofi Dasar Kerjasama Koperasi
Secara mendasar, salah satu alasan adanya (raison d’Etre) koperasi itu adalah untuk mempertinggi (enhence) nilai kerjasama sebagai bagian dari hakekat keberadaan manusia. Kerjasama itu terutama juga untuk menghindari tendensi persaingan yang bersifat merusak karena kita tahu pada ujungnya, sebuah persaingan itu hanyalah akan mengakibatkan konflik dan menyodorkan kemenangan yang semu, dimana yang kuat hanyalah akan menjadi pemangsa bagi yang lemah dan yang besar mengalahkan yang kecil, yang kaya mendominasi yang miskin.

Kerjasama koperasi juga menjadi penting karena dalam mekanisme kerjasama koperasi itu terjadi secara tulus sebuah pengakuan bahwa pada hakekatnya hubungan kemanusiaan itu akan terjalin dengan baik dalam kerangka solidaritas yang dibangun dari pondasi kesetaraan(equality).
Keberhasilan koperasi dalam membangun kerjasama juga telah mendatangkan minat banyak pakar di berbagai bidang untuk melihat perilaku yang mendukung kerjasama. Ahli biologi evolusioner dan psikolog telah menemukan bukti saraf dan genetik predisposisi manusia untuk bekerjasama. Dalam studi tentang perilaku, 50 persen dari orang secara sistematis diduga berperilaku kooperatif, hanya sekitar 30 persen berperilaku seolah-olah mereka egois. Sisanya, 20 persen, tidak egois pindah dari keegoisan tergantung pada keadaan.
Dalam masyarakat tidak ditemukan bahwa suatu mayoritas orang secara konsisten berperilaku egois. Kebanyakan orang peduli tentang melakukan hal yang benar, sehingga nilai-nilai itu jelas sangat penting untuk koperasi. Membahas, menjelaskan dan kembali menegakkan norma-norma penting yang mendorong kerjasama, memberikan etos mana lebih banyak orang yang dijiwai dengan keyakinan untuk bertindak dalam mode egois itu kurang. Kebanyakan orang akan memilih untuk bekerjasama karena secara ilmiah juga telah menunjukkan bahwa sirkuit imbalan yang dipicu dalam otak kita ketika kita bekerja sama, yaitu bahwa kerjasama itu terasa baik (Arnoldo Ventura, 2011, dalam Tachai Benkler, 2011, Jake Karlyle, 2005).
Jadi, sebagai pengemban misi kerjasama, koperasi sebagai institusi memiliki manfaat strategis tidak hanya berfungsi untuk menciptakan perdamaian, tapi juga membangun modal sosial (social capital) yang penting bagi sebuah masyarakat-bangsa.  Sebagaimana menjadi adagium koperasi, koperasi itu ada karena kesadaran untuk bekerjasama antar individu dan koperasi itu hanya akan berkembang bilamana ada kesadaran kolektif antar koperasi.
Hubungan Kerjasama Dengan Koperasi Luar Negeri
Mekanisme kerjasama antar koperasi sebagaimana kita pahami juga dijadikan sebagai hal prinsip yang perlu dipertegas dalam salah satu prinsip koperasi yaitu sebagai prinsip keenam. Jadi, apabila ada persoalan kerjasama di koperasi maka perlu kita lihat hal ini sebagai persoalan serius karena menyangkut hal prinsip.
Kerjasama di koperasi itu menyangkut kerjasama antar individu untuk menolong dirinya sendiri melalui koperasi primer, kerjasama antar koperasi ditingkat lokal, nasional, regional, maupun internasional. Kerjasama koperasi ini juga dapat berlaku antar koperasi secara lintas sektoral, baik itu produksi, jasa, maupun konsumsi.  Tujuan dari kerjasama tersebut adalah jelas, untuk memberikan nilai manfaat efektif bagi anggota-anggota dan juga untuk memperkuat gerakan secara keseluruhan.
Hubungan kerjasama antar koperasi secara internasional itu juga penting dan oleh karenanya sejak tahun 1895 gerakan koperasi-koperasi seluruh dunia itu telah membentuk organisasi ditingkat Internasional  dengan nama Internasional Co-operative Alliance (ICA) yang keanggotaan sekarang telah meliputi 100 negara lebih, terdiri dari 267 anggota organisasi nasional dan internasional. Menurut catatan, ICA merupakan Organisasi Non-Pemerintah (Ornop) tingkat internasional tertua didunia dan sebagai organisasi masyarakat sipil terluas di dunia.  Struktur ICA ditingkat regional terdiri dari ; Afrika, America,Asia & Pacifik,Eropa. Adapun fungsi ICA adalah untuk penyatuan berbagai jenis koperasi, dan saling tolong menolong.
ICA membuat prioritas dan memusatkan kegiatan pada upaya promosi dan membela Jatidiri Koperasi, memastikan bahwa perusahaan koperasi adalah bentuk yang diakui sebagai  perusahaan yang mampu bersaing di pasar. ICA meningkatkan kesadaran tentang koperasi,
memastikan bahwa lingkungan kebijakan yang tepat untuk memungkinkan koperasi tumbuh dan
berkembang dengan membantu anggotanya dalam melobi untuk undang-undang baru dan prosedur administratif yang lebih tepat yang menghormati jatidiri koperasi, menyediakan anggota informasi kunci, praktik terbaik dan kontak, memfasilitasi kontak antara koperasi-koperasi untuk tujuan perdagangan dan berbagi informasi dalam berbagai bidang, memberikan bantuan teknis kepada koperasi melalui program pembangunan, mempromosikan kapasitas dan dukungan keuangan, memfasilitasi penciptaan lapangan kerja dan mendukung pengentasan kemiskinan dan program keuangan mikro di seluruh dunia (www.ica.coop)
Adapun kerjasama sektoral yang telah dibentuk dan diakui oleh ICA sampai saat ini adalah :
  • International Co-operative Agricultural Organisation (ICAO)
  • International Co-operative Banking Association (ICBA)
  • Consumer Co-operatives Worldwide (CCW)
  • International Co-operative Fisheries Organisation (ICFO)
  • International Health Co-operative Organisation (IHCO)
  • International Co-operative Housing Organisation (ICA Housing)
  • International Co-operative and Mutual Insurance Federation (ICMIF)
  • International Organisation of Industrial, Artisanal and Service Producers' Co-operatives (CICOPA)
Sedangkan Komite Thematik ditingkat global yang sudah terbentuk adalah sebagai berikut :
  • Committee on Co-operative Research
  • Communications Committee
  • Human Resource Development Committee
  • Gender Equality Committee
  • Youth Committee
Dalam hal kerjasama luar negeri, gerakan koperasi kita, sepanjang yang penulis tahu belum banyak yang diletakkan dalam visi dan kerangka strategis program yang berkelanjutan dan equal.  Banyak diantara kerjasama yang terjadi dalam posisi sebagai penerima dana bantuan /solidaritas dari sebuah upaya pengembangan kapasitas organisasi, atau masih dalam kerangka kerjasama teknis semacam pendidikan dan pelatihan, workshop dan lain sebagainya. 
Hubungan kerjasama internasional baik yang telah difasilitasi melalui ICA atau kerjasama bilateral diantaranya adalah seperti dengan Canadian Co-operative Association (CCA) Kanada, Co-operative Centre Denmark (CCD), Denmark, National Co-operative Bussiness Association (NCBA), Amerika Serikat, National Federation of University Co-operative Association (NFUCA), Jepang, Co-operative UK  dalam bentuk solidaritas anggota koperasi mereka untuk bantuan korban Tsunami di Aceh, dan Kooperative Fourbundet (KF) dari Swedia. Kerjasama koperasi regional diluar struktur formal ICA adalah seperti ACO ( Asean Co-operative Asociation) dimana sampai hari ini juga belum banyak memberikan manfaat-manfaat nyata bagi anggota koperasi dan masih terbatas pada aktifitas seremonial semata.
Membangun Mesin Reputasi Sebagai Pondasi Kerjasama
Seperti halnya kerjasama yang dibangun antara individu-individu koperasi yang berada di gerakan primer, kerjasama dalam berbagai tingkatan itu juga merupakan kerangka kerja yang perlu dibangun dari sebuah basis trust dan memiliki fungsi daya dukung dalam setiap level kerjasama sebagai terjemahan dari asas subsidiaritas. Kerjasama-kerjasama sektoral koperasi antara primer, sekunder maupun tertiernya harus jelas.  Kemudian kerjasama lintas sektoral dan lintas negara pada akhirnya akan terjadi dengan sendirinya karena bagaimanapun atas pertimbangan manfaat praktis kerjasama itu memang dianggap penting. 
Seringkali, dalam rangka untuk membangun kerjasama, kita sering melakukan hal yang sebaliknya. Ibarat kita ini bermaksud ingin mengajak orang lain untuk datang dan masuk ke rumah kita. Apa yang kita lakukan justru menutup dan mengunci rapat-rapat pintu kerjasama itu.  Contoh paling nyata adalah, seringkali koperasi kita secara tidak sengaja membangun koperasi hanya untuk kepentingan bisnis sekelompok kecil orang saja, dan itu sudah barang tentu akan berakibat jatuhnya minimnya kepercayaan gerakan koperasi internasional terhadap koperasi kita. 
Betapapun sebenarnya kerjasama antar koperasi itu sangat tergantung dari usaha-usaha koperasi sendiri, tapi pemerintah yang seringkali menempatkan fungsinya sebagai Pembina koperasi dalam berbagai tingkat juga belum banyak yang memberikan dorongan untuk munculnya persenyawaan kerjasama antar koperasi dan terlebih dengan koperasi di luar negeri.  Sifat politis dan  kepemimpinan politik yang menonjol, membuat koperasi semakin kehilangan kepercayaan dari gerakan koperasi diluar negeri untuk membangun kerjasama strategis apakah itu untuk tujuan afiliasi maupun semata-mata solidaritas antar gerakan.  Target program Pemerintah yang kita sering dengar ingin menjadikan koperasi kita itu masuk dalam koperasi kelas dunia adalah baik, tapi orientasi pada pertumbuhan statistik jumlah koperasi tanpa diimbangi penekanan pada penertiban koperasi-koperasi yang bermasalah pada akhirnya juga membuat reputasi koperasi di Indonesia jadi semakin buruk dimata internasional.  Belum lagi seringkali karena kedekatan pertimbangan politis daripada pertimbangan manfaat anggota dalam penyususunan program yang disusun oleh kementrian koperasi membentuk image yang kurang baik terhadap koperasi-koperasi diluar negeri karena dengan demikian koperasi di Indonesia akan dianggap sebagai “hand mindden” pemerintah dengan sendirinya.
Penutup
Untuk mengembangkan kerjasama luar negeri yang bervisi kedepan maka ada beberapa rekomendasi strategis penting yang perlu dibangun bagi gerakan koperasi maupun Pemerintah. Gerakan Koperasi harus bangun mesin reputasi dengan menerapkan prinsip-prinsip koperasi secara tegas.  Hal ini selain dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dan kapasitas organisasi juga dimaksudkan untuk membangun reputasi kedalam sehingga ada “alasan” bagi kepentingan kerjasama internasional dari koperasi-koperasi di luar negeri. Pemerintah juga dapat membantu terjadinya persenyawaan strategis antar gerakan koperasi ditingkat internasional dengan memberikan daya dukung regulasi, pertegasan hukum (law enforment), fasilitasi dan promosi.
Kita harus sadari bahwa salah satu kunci dari kerjasama dan untuk satu alasan strategis terjalinya kerjasama antar koperasi diberbagai belahan dunia adalah jatidiri koperasi itu sendiri.  Jatidiri koperasi adalah identitas, juga sekaligus merupakan alat koordinasi dari persekutuan besar koperasi diseluruh dunia!
Jakarta, 29 November 2012



Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: Wacana
Tags : Wacana
Unknown

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Langganan: Posting Komentar (Atom)
Error 404 - Not Found
Sorry, but you are looking for something that isn't here.

Fan Page

Snapshoot

Suroto nama saya. Dari nama saja orang pasti bisa tebak saya orang Jawa. Klaten, tepatnya. Nama saya hanya tersusun satu kata. Saban kali cek imigrasi, selalu saja bermasalah. Saya lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman atawa Unsoed. Itu terletak di Kota Purwokerto. Kota pertama koperasi lahir di Indonesia. Boleh jadi tuah kota inilah yang membuat saya sampai sekarang concern di gerakan koperasi.

Ruang aktivitas saya di Jakarta, Indonesia. Teman-teman mempercayakan saya untuk memimpin beberapa organisasi. Ada Asosiasi Kader Sosio Ekonomi Strategis (AKSES) Indonesia. Lalu Induk Koperasi Konsumsi Indonesia (IKKI) dan terakhir saya dipilih sebagai Ketua Koperasi Trisakti Bhakti Pertiwi. Sebelum di Jakarta dulu saya mengembangkan koperasi di Purwokerto, Kopkun, namanya.

Orang bilang kalau ngomong saya ndakik-ndakik. Padahal saya juga menyenangi novel dan beberapa kali menulis cerpen dan puisi. Tentu yang paling kentara dari hobi saya, ya, diskusi. Seminggu tidak diskusi bisa pusing rasanya. Hehe..

Lagi-lagi orang bilang saya utopis. Saya mencita-citakan demokrasi tak hanya di ruang politik, tapi ekonomi juga. Tentu yang saya maksud adalah Demokrasi Ekonomi. Agar orang banyak bisa memiliki penghidupan dan kekayaan dengan cara yang bermartabat. Eksploitasi satu terhadap manusia yang lain adalah kejahatan. Itulah keyakinan yang saya perjuangkan lewat koperasi.

Follow me!

Tweets by @surotobravo

Popular Posts

  • LSP2I in Media
  • GROUP TUKANG BECAK “PERJAKA” Semangat Kecil Bebas Dari Rentenir
  • Strategi Baru Pengembangan Koperasi Konsumen Di Indonesia
  • Ekonomi Berbagi dan Kamuflase Ekonomi Kapitalis
  • Jebakan Pertumbuhan Ekonomi Konstan

Labels

  • Cerpen Puisi
  • Opini Media
  • Regulasi
  • Video
  • Wacana
Suroto.net

Suroto.net merupakan personal
blog yang menghimpun pemikiran-pemikiran progresif perkoperasian, demokrasi ekonomi dan isu-isu sosial ekonomi strategis lainnya. Suroto.net adalah jejak dari beragam gagasan dan praktik yang dibangun Suroto sebagai Aktivis Gerakan Koperasi di tanah air.

Blog ini dikelola oleh Tim Media Suroto.net. Terimakasih.

SUBSCRIBE

Subscribe Here

Sign up and we will deliver to you!

CONTACT US

Anda bisa berkomunikasi dan korespondensi langsung dengan Suroto.

+62-81548823229

suroto.ideas@gmail.com

http://kosakti.id

Gedung Inkopdit Lantai 1, Jl. Gunung Sahari III No. 11 B, Jakarta Pusat, Indonesia

CONTACT FORM

Nama

Email *

Pesan *

© 2016 Suroto.net | Developed by: LingkarMaya