Suroto.net
  • Home
  • About
  • Activities
  • Notes
    • Cerpen Puisi
    • Opini Media
    • Regulasi
    • Wacana
  • News
  • Reviews
    • Books
    • Movies
  • Download

Rabu, 26 Maret 2014

Sang Kesatria

| No comment




Oleh : Suroto

Akhir-akhir ini, para politisi di republik ini terlihat begitu sibuk. Para incumbent, para pendatang baru terlihat begitu gencar melakukan manuver politik, berebut opini, ingin tonjolkan diri lewat media sebagai kecap nomer satu. Mereka yang masih bersinggasana mangkir dari tugas dan tanggungjawab yang diembannya, sebagai wakil rakyat. Mereka sibuk sendiri mencari susuh angin, sarang angin, entah dimana tempatnya. 



Pileg dan Pilpres menjadi semacam arena brantayudha, kandidat yang satu berusaha keras untuk mengalahkan yang lain. Bersaing, bersaing dan bersaing untuk mendapatkan kursi kekuasaan. Penuhi kepuasan hasrat perdagingan.  Mereka lupa kesejatian dari pemimpin dan bahkan mereka alpa sebagai kesejatian pemimpin itu apa.

Prasyarat Pemimpin Sejati

Seorang pemimpin itu adalah seorang Kesatria.  Dia adalah orang yang memiliki misi suci untuk mengabdikan hidupnya bagi kepentingan orang banyak.  Seorang pemimpin sejati itu adalah mereka yang telah melalui lampah, bukan mereka yang dibentuk secara instan, mendapat keberuntungan semata. Dia adalah orang pilihan yang harusnya sudah tuntas dengan eksistensi dirinya, dan telah melewati batu uji kerasnya hidup.

Pemimpin itu harus telah melalui pentahapan hidup sesungguhnya. Bukan hanya karena pulung yang didapat dari kemasyuran nama orang tuanya. Dia harus telah selesai membangun sebuah concern, wilayah, wahana pengabdian. Sebutlah bila dia seorang tentara, dia adalah orang yang pernah hidup di basecamp, pernah mendapat penugasan berat. Mereka yang telah pernah berkarya membangun carang pradesan (kasatriyan). Mampu mengusir para lelembut seperti jin, iblis laknat, setan pripayangan, demit, engklek-engklek,gendarwa, sampai dengan thuyul dari wilayahnya.

Sederhananya calon pemimpin itu pernah melakukan tugas-tugas transformasi sosial. Jadi para pemimpin sejati bukan hanya pemimpi hidup enak, lepas dari cap pengangguran dengan hanya memenangkan opini dan perseteruan untuk mendapatkan dukungan suara. Kalau dia adalah seorang pedagang, bukan mereka yang telah saja sukses mengeruk dan mengakumulasi kapital.  Kalau dia adalah aktivis LSM bukan mereka yang sering bercuap-cuap mengkritik di media massa.  Kalau dia seorang birokrat bukan semata mereka yang telah senior dijabatannya.      

Sejatinya pemimpin itu adalah mereka yang memiliki ajian, semacam pengasihan, yaitu ilmu kebal yang didapat dari perjalanan historis perjuangan idealismenya. Dia adalah orang yang telah mampu menempa dirinya,berdisiplin diri dan konsisten. Memiliki karya sebagai mesin reputasi yang baik. Bukan semata hasil pencitraan media yang akan berlaku sesaat dan rapuh.   

Selain prasyarat tersebut, pemimpin itu harus punya keberanian dan ketegasan sikap.  Mereka yang andap asor,mampu mengalahkan diri dan kepentingan dirinya sendiri. Mampu bersikap dan mengatakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah secara tegas dan jujur.  Visinya tajam kedepan, menjangkau apa yang tak terlihat kasat dan memberanikan diri sebagai tumbal dari ketidaktauan orang kebanyakkan. 

Apa Tugas Pemimpin Itu?

Menjadi pemimpin negeri ini berarti tidak boleh lepas dari perintah Konstitusi yang telah digoreskan secara gamblang dalam satu alenia pembukaan. Tapi kemuliaannya sebagai pemimpin bukan mematuhi aturan dan prosedur membuta. Kearifan dan kebijaksanaan yang dibutuhkan oleh rakyat kebanyakan harus mampu dimanifestasikan dalam kebijaksanaan dan program.

Menjadi seorang pemimpin itu adalah kemuliaan. Tugas-tugas utamanya adalah ; melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan turut memelihara harmoni hidup warga dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 

Melindungi segenap bangsa, dan tumpah darah Republik Indonesia itu berarti melindungi rongrongan dari dalam maupun dari luar yang ingin mencoba meruntuhkan makna hidup bersama. Meneggakkan keadilan secara tegas dengan prinsip equality before the law, membagi secara adil apa yang menjadi hak . Tidak hanya mengoceh atau mengeluh, tapi menerapkan apa yang diteorikan dalam modus operandi.

Sebutlah program demokratisasi ekonomi atau ekonomi kerakyatan. Agendanya harus dibawakan secara jelas dalam program. Agenda politik yang satu ini harus jadi prioritas. Karena telah tertinggal jauh oleh banalnya demokrasi politik yang terlanjur menjadi ultra liberal saat ini. Programnya harus mencerdaskan, bukan pro-job, pro-poor karitatif, tapi harus solidaritatif memberdayakan. Ketimpangan sosial-ekonomi tertinggi sepanjang sejarah republik ini harus diselesaikan dengan program khusus demokratisasi ekonomi. Program kerja harus diarahkan kearah kreasi dan partisipasi masyarakat untuk mendapatkan keadilan dalam pembagian kekayaan dan pendapatan (creating the wealth). 

Mencerdaskan adalah bukan semata menyelenggarakan program pendidikan dari SD sampai Perguruan Tinggi. Sekolah gratis ataupun sekolah bertaraf internasional. Pemimpin memiliki tugas memberikan bahan refleksi imajinatif sebagai bangsa yang pernah mencatatkan diri sebagai bangsa dengan keluhuran budi, memiliki tradisi estetis yang kaya.

Hidup harmoni penuh perdamaian harus direkayasa. Doktrin persaingan, harus dilihat sebagai to compete, yang berarti going together, bukan malah berarti sebaliknya. Menjadikan yang kuat untuk mengekploitasi yang lemah, memperkaya yang sudah kaya dan menindas yang miskin, membodohi mereka yang tidak tahu serta menelikung, menghabisi mereka yang mengambil sikap opisisi.

Para kesatria, sudahkah prasyarat dan kemuliaan tugas itu ada dalam sanubari? Ataukah seluruhnya hanya kamuflase. Jawablah!

Jakarta, 22 Februari 2014
Suroto, Ketua Umum Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES), Wakil Ketua Induk Koperasi Konsumsi Indonesia (IKKI), Alumni Unsoed   
 
   

   
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: Wacana
Tags : Wacana
Suroto HC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Langganan: Posting Komentar (Atom)
Error 404 - Not Found
Sorry, but you are looking for something that isn't here.

Fan Page

Snapshoot

Suroto nama saya. Dari nama saja orang pasti bisa tebak saya orang Jawa. Klaten, tepatnya. Nama saya hanya tersusun satu kata. Saban kali cek imigrasi, selalu saja bermasalah. Saya lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman atawa Unsoed. Itu terletak di Kota Purwokerto. Kota pertama koperasi lahir di Indonesia. Boleh jadi tuah kota inilah yang membuat saya sampai sekarang concern di gerakan koperasi.

Ruang aktivitas saya di Jakarta, Indonesia. Teman-teman mempercayakan saya untuk memimpin beberapa organisasi. Ada Asosiasi Kader Sosio Ekonomi Strategis (AKSES) Indonesia. Lalu Induk Koperasi Konsumsi Indonesia (IKKI) dan terakhir saya dipilih sebagai Ketua Koperasi Trisakti Bhakti Pertiwi. Sebelum di Jakarta dulu saya mengembangkan koperasi di Purwokerto, Kopkun, namanya.

Orang bilang kalau ngomong saya ndakik-ndakik. Padahal saya juga menyenangi novel dan beberapa kali menulis cerpen dan puisi. Tentu yang paling kentara dari hobi saya, ya, diskusi. Seminggu tidak diskusi bisa pusing rasanya. Hehe..

Lagi-lagi orang bilang saya utopis. Saya mencita-citakan demokrasi tak hanya di ruang politik, tapi ekonomi juga. Tentu yang saya maksud adalah Demokrasi Ekonomi. Agar orang banyak bisa memiliki penghidupan dan kekayaan dengan cara yang bermartabat. Eksploitasi satu terhadap manusia yang lain adalah kejahatan. Itulah keyakinan yang saya perjuangkan lewat koperasi.

Follow me!

Tweets by @surotobravo

Popular Posts

  • Ekonomi Berbagi dan Kamuflase Ekonomi Kapitalis
  • LSP2I in Media
  • Strategi Baru Pengembangan Koperasi Konsumen Di Indonesia
  • Mewujudkan Koperasi yang Ideal Menuju Demokrasi Ekonomi Kerakyatan
  • Meluruskan Pemikiran Bung Hatta

Labels

  • Cerpen Puisi
  • Opini Media
  • Regulasi
  • Video
  • Wacana

Follow by Email

Suroto.net

Suroto.net merupakan personal
blog yang menghimpun pemikiran-pemikiran progresif perkoperasian, demokrasi ekonomi dan isu-isu sosial ekonomi strategis lainnya. Suroto.net adalah jejak dari beragam gagasan dan praktik yang dibangun Suroto sebagai Aktivis Gerakan Koperasi di tanah air.

Blog ini dikelola oleh Tim Media Suroto.net. Terimakasih.

SUBSCRIBE

Subscribe Here

Sign up and we will deliver to you!

CONTACT US

Anda bisa berkomunikasi dan korespondensi langsung dengan Suroto.

+62-81548823229

suroto.ideas@gmail.com

http://kosakti.id

Gedung Inkopdit Lantai 1, Jl. Gunung Sahari III No. 11 B, Jakarta Pusat, Indonesia

CONTACT FORM

Nama

Email *

Pesan *

© 2016 Suroto.net | Developed by: LingkarMaya